Nov 29, 2009

180 TRILYUN+ Uang Sengaja DIBAKAR

Beberapa waktu lalu (5/4/09) datang kepada saya seorang mitra BMT Cengkareng Syariah Mandiri yg kebetulan perokok ’sedang’ (1/2 bungkus/hari = Rp.5000), berniat mengajukan pembiayaan modal usaha. Setelah berbicara beberapa saat, dia mengeluh dengan kondisi usahanya yang dari dulu hingga sekarang tak kunjung berkembang, kecuali kembang kempis. Maka saya coba ‘membedah’ sirkulasi finansial yang katanya selalu sial itu. Ternyata, konsumsi rokoknya menjadi penyumbang yang cukup signifikan bagi biaya yang dikeluarkan, bahkan nyaris 30% dari biaya hidup perbulannya. Dan menjadi pendukung proses ‘bangkrutisasi’ usaha yang dijalankannya, usaha yang hanya bermodal sekitar 1 juta.
Mengetahui berapa banyak uang yang telah dan akan dibakarnya dalam hidupnya (5000xHari=xxx…), dia menitikkan air mata teringat dengan masa depan anaknya, “Berarti selama ini saya telah berencana untuk membakar masa depan anak2 saya!” katanya sambil menyeka air matanya. Dan berkomitmen untuk berhenti merokok serta mengalihkan anggaran rokoknya untuk investasi masa depan anaknya melalui BMT Cengkareng Syariah Mandiri.
Sering ditemui para istri/ibu2 yang mengeluh karena kebiasaan suami bahkan anak2nya yang punya hobi “bakar2 uang”, sedangkan untuk memperoleh uang tak seberapa tersebut mereka harus benar2 ‘memecahkan’ tulang, dan anggaran rokok mereka kadang lebih 30% dari biaya rumah tangga yang dikeluarkan. Padahal keluarga mereka tersebut masih banyak membutuhkan kebutuhan dasar/pokok yang harus dipenuhi seperti susu anak, pendidikan, bahkan beras sekalipun. Dan saya yakin fenomena tersebut tidak hanya terjadi dilingkungan saya, tapi merata disemua tempat sebagaimana sering diberitakan dimedia.
Adapun fakta didepan mata yang menunjukan bahwa beberapa perokok kelas berat namun bisa menyekolahkan anak sampai keluar negeri dan sekolah favorit, itu patut disyukuri karena mampu secara ekonomi (ingat, lebih dari puluhan juta perokok yang tak bernasib baik seperti itu). Dan lebih disyukuri lagi bila anggaran rokok tersebut dapat dialokasikan untuk membantu orang yang tidak mampu (meski selama ini saya yakin mereka tidak lepas dari aktivitas mengeluarkan ZIS/sosial).
Bila diasumsikan anggaran rokok seorang Rp. 10.000/perhari, maka angka tsb dipastikan setahun sudah bisa memberi beasiswa tambahan bagi anak2 yang tidak mampu. Dan sekedar ilustrasi, saya ingin mengutip email dari teman, Fuad Baraja (ayah Jun dalam sinetron Jin & Jun) :
“Jumlah perokok di Indonesia beberapa tahun yang lalu sebanyak 70 juta orang.
Umat Islam Indonesia 80 % dari jumlah penduduk Indonesia. Tarohlah 80 %.
Maka berarti jumlah perokok umat Islam sebanyak 50 juta orang.
Setiap orang merokok sehari antara 1 sampai 4 bungkus. TAROHLAH 1 BUNGKUS.
Harga rokok sebungkus antara 8 sampai 12 ribu rupiah. TAROHLAH Rp 10.000,-
Berarti UMAT ISLAM INDONESIA MEMBELANJAKAN UANGNYA PER-HARI
SEBANYAK 50.000.000 orang X 1 BUNGKUS X Rp 10.000 = Rp 500 MILYAR.
Dalam sebulan : 30 hari X 500 Milyar = 15 Trilyun.
Dalam satu tahun: 12 bulan X 15 Trilyun = 180 Trilyun.
SUBHANALLAH & NA’UZUBILLAH.
Uang sebanyak itu dikeruk oleh para pengusaha rokok yang kita tahu siapa mereka, bahkan sebagian besar mereka sendiri TIDAK MEROKOK.
Angka yang amat sangat fantastis bin spektakuler bagi bangsa yang selalu dililit penyakit krusial bikin sial : KEMISKINAN !
Dengan angka ‘segitu’, saya yakin kita bisa membuka / menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih baik dan lebih mensejahterakan bagi masyarakat, termasuk para petani tembakau dan para pekerja pabrik rokok sampai pada hal2 yang berbau asap rokok yang selama ini menjadi ‘tameng’ bagi ‘ashabunnar’.
Bahkan sudah menjadi teori, fakta yang menunjukan bahwa Rokok adalah Gerbang bagi Narkoba.
Tentunya kita tidak bisa berharap pemerintah akan mengeluarkan UU anti Rokok atau UU Pemberantasan Pabrik Rokok, karena memang ‘periuk nasi’ pemerintah sendiri dibakar dengan api dan asap rokok.
SOLUSI TANGKAL
Mungkin salah satu solusi adalah para gadis dan ibu-ibu yang bisa membendung BAHAYA LATEN dari rokok ini dengan cara katakan “NO SMOKER” : Bagi gadis2 yang ingin disunting & bagi Ibu2 yang anaknya mau dilamar…. :-)
Bukan bermaksud ‘menakut-nakuti’ apa lagi membatasi HAM (Hak Asasi Merokok), sebab sebagai generasi muda punya tanggung jawab moral, social bahkan finansial untuk berbuat terbaik buat generasi masa depan, meski itu baru bisa dilakukan melalui tulisan seperti ini… :-)
So, gimana dengan Kita?
Wallahua’lam bishawab
************
SUKA DENGAN TULISAN INI ? Silahkan di Copas & disebarkan kepada yang lainnya serta jangan lupa berikan komentar terbaik teman2 pada kotak komen dibawah ini… Terimakasih ;-)

Ada Baiknya Dibaca



No comments:

Post a Comment