Feb 18, 2010

CARA BUDIDAYA BELUT

CARA BUDIDAYA BELUT



Belut merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan bentuk tubuh bulat memanjang yang hanya memiliki sirip punggung dan tubuhnya licin. Belut yang mempunyai nama latin Monopterus Albus sudah lama dikenal oleh masyarakat baik indonesia maupun diluar negeri karena kandungan protein dan gizi yang tinggi. Sebagian orang berangapan dengan mengkonsumsi belut akan menambah vitalitas tubuh, dan sebagian lagi menjadikannya sebagai obat untuk beberapa jenis penyakit. Belut di habitat aslinya hidup disawah, rawa atau tempat yang berlumpur, belut mampu hidup dalam kondisi habitat yang kurang air karena mampu untuk menyerap oksigen langsung dari kulitnya. Selama ini belut yang ada dipasaran hanya mengandalkan belut hasil tangkapan dari alam, namun untuk memenuhi kebutuhan pasar yang terus meningkat membuat belut mulai dibudidayakan.
Menurut Ardiyan Taufik seorang petani belut dari kota Solo, banyak pemula yang belum mengetahui seluk beluk membudidayakan komoditas yang satu ini. Biasanya para pemula akan bersemangat hanya sekitar 1 hingga 5 minggu di awal bisnis budidayanya. Selanjutnya mereka mengira bahwa usaha tidak berhasil karena tidak melihat tanda-tanda kehidupan ternak di siang hari. Padahal belut memang tidak aktif seperti produk perikanan lainnya. “Belut ini hewan malam, dan nyaris tidak kelihatan, tidak seperti ikan,” ujar Ardiyan.
Pebisnis yang ingin serius menekuni budidaya belut hanya dituntut untuk intens dalam hal perawatan dan pemberian pakan. Sementara dalam pemberian pakan pun, kata Ardian, pakan belut termasuk simpel. Pakan belut itu tidak berhubungan dengan pabrik. “Pakannya bisa keong mas atau bekicot. Jadi tidak tergantung pada pakan hasil pabrik,” ujar Ardiyan. Berdasarkan hitung-hitungan biaya operasional, biaya pakan tersebut menurut Ardiyan hanya menggunakan 15%-20% dari biaya operasional. Jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan komoditas perikanan lain yang biaya pakannya menelan hingga 60% dari biaya operasional.

Kolam Budidaya Belut

Kolam pembesaran belut dapat menggunakan kolam permanen ( tembok ) dengan ukuran ideal 500 cm X 500 cm kedalaman 120 cm, kolam dari Drum bekas / tong , kolam jaring namun demikian anda juga bisa menggunakan kolam terpal dengan ukuran 400 cm X 200 cm dengan kedalaman 100 cm. Menggunakan kolam terpal memang lebih efisien dan mudah dipindahkan apabila ingin dipindahkan ke tempat lain. Kondisi air ph ideal bagi belut adalah 5 – 7 dengan suhu air antara 16 – 21 derajat Celcius. Untuk menghindari suhu kolam naik akibat sinar matahari langsung sebaiknya kolam diberi atap atau di beri tanaman eceng gondok di atas permukaan air.

Media Pemeliharaan

Media hidup belut dibuat sebaik mungkin mendekati kondisi alam yang sesungguhnya. Setelah anda menyiapkan kolam tersebut di atas, langkah selanjutnya adalah mengisi kolam dengan media pemeliharaan dengan urutan dan ukuran sebagai berikut :
1. Jerami setinggi 25 - 40 cm.
2. Pupuk Urea 5 kg dan NPK 5 kg (kolam berukuran 500 cm X 500 cm atau perbandingannya).
3. Lumpur/tanah setinggi 5 cm.
4. Pupuk Kandang setinggi 5 cm.
5. Pupuk kompos setinggi 5 cm.
6. Lumpur/tanah setinggi 5 cm.
7. Cincangan Batang Pisang setinggi 10 cm.
8. Lumpur/tanah setinggi 15 cm.
9. Air setinggi 5 cm.
Untuk mempercepat fermentasi media diatas pupuk kandang dan kompos dapat digunakan Fermentor atau pupuk cair dg kandungan Microba Organik untuk membuat kompos seperti EM 4, Nasa, Superfarm ,atau NOPKOR yang paling effective, murah dan mudah di dapat ( tuangkan secara merata dg dosis 1 liter untuk kolam berukuran 500 cm X 500 cm atau perbandingannya ),
Media pemeliharaan ini di diamkan agar terjadi proses permentasi selama kurang lebih 2 sampai 3 minggu, atau paling lama 1 bulan sehingga siap untuk ditaburi bibit/benih belut yang akan dibudidayakan. Untuk mengetahui media sdh matang dgn menencapkan bambu / peralon sampai kedasar kolam angkat pelan- pelan keatas bila gelembung bening dan tdk ada bau maka media sudah matang. Setelah media matang alirkan air selama 3 – 4 hari untuk menghilangkan racun diamkan selama sehari bibit baru boleh ditebar.

Persiapan Benih / Bibit Belut

Pelaksanaan pembesaran dapat dimulai setelah kolam dan media pemeliharaan siap. Langkah berikutnya adalah memilih bibit belut yang baik agar hasilnya dapat masimal. Bibit belut ini harus dipilih yang sempurna atau normal dan singkirkan yang tidak normal. Belut yang berkualitas ini akan menghasilkan hasil yang baik, sehingga akan berkembang dengan baik pula.
Belut berkualitas memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Anggota tubuh utuh dan mulus yaitu tidak ada luka gigitan atau goresan.
2. Gerakan lincah dan agresif.
3. Penampilan sehat yang dicirikan tubuh yang keras dan tidak lemas manakala dipegang.
4. Tubuh dan kepala seimbang / kecil dan berwarna kuning kecoklatan.
5. Umur antara 2-4 bulan. Tidak dianjurkan benih berwarna hitam dgn bagian perut berwarna kemerahan benih seprti ini akan tumbuh kerdil, hindari membeli benih dgn cara setrum, benih yg baik adalah hasil tangkapan dgn wuwu / bubu.

Pakan dan Kebiasaan Makan Belut

Belut merupakan hewan karnifora alias pemangsa binatang lain, secara alami memakan binatang kecil yang masih hidup seperti siput, cacing, anak ikan, bekicot dll. Pakan mulai diberikan setelah benih masuk ke kolam perbesaran setelah 3 hari atau hari ke 4 jadi tidak di benarkan memberikan pakan buatan / palet setiap hari harus berseling 2 atau 3 hari sekali ini di maksud untuk mendapatkan hasil produktivitas secara maximum. Jumpah pakan yang diberikn harus sesuai dengan pertumbuhan belut itu sendiri. Sebagai gambaran bulan pertama pemeliharaan diperlukan 5 % dr jumplah / berat benih yang di tebar ( misalkan 40 kg benih diperlukan 2 kg pakan).umur 1~2 bulan sebanyak 6,5 %, bulan ke 2~3 sebanyak 8 % dan 3~4 bulan sebanyak 10 %.

Hama dan Penyakit Belut

1) Hama pada belut adalah binatang tingkat tinggi yang langsung mengganggu kehidupan belut.
2) Di alam bebas dan di kolam terbuka, hama yang sering menyerang belut antara lain: berang-berang, ular, katak,burung, serangga, musang air dan ikan gabus.
3) Di pekarangan, terutama yang ada di perkotaan, hama yang sering menyerang hanya katak dan kucing.
Pemeliharaan belut secara intensif tidak banyak diserang hama.
Penyakit yang umum menyerang adalah penyakit yang disebabkan oleh organisme tingkat rendah seperti virus, bakteri,jamur, dan protozoa yang berukuran kecil.

Panen Belut

Pemanenan belut berupa 2 jenis yaitu :
1) Berupa benih/bibit yang dijual untuk diternak/dibudidayakan.
2) Berupa hasil akhir pemeliharaan belut yang siap dijual untuk konsumsi (besarnya/panjangnya sesuai denganpermintaan pasar/konsumen 10 ~15 ekor / kg).
Cara Penangkapan belut sama seperti menangkap ikan lainnya dengan peralatan antara lain : bubu/posong, jaring/jala bermata lembut, dengan pancing atau kail dan pengeringan air kolam sehingga belut tinggal diambil saja.
Semoga dapat menjadi tuntunan bagi para pemula dan beguna bagi kita semua
Ikatlah amalmu dengan ilmu yang bermanfaat bagi masyarakat
oleh: Agus mst ( agusmst@gmail.com)
Pengurus Koperasi Agrobisnis Sukajaya dan pemerhati budidaya belut di Kendal-Jateng
sumber : mutiarasani.blogspot.com dan www.wirausaha.com

Ada Baiknya Dibaca



No comments:

Post a Comment