Feb 18, 2010

Cara Pembuatan Media Untuk Budidaya Belut

Cara Pembuatan Media Untuk Budidaya Belut

Ini adalah beberapa cara pembuatan media untuk budidaya belut yang saya dapatkan dari berbagi sumber. Mudah-mudahan bermanfaat bagi Anda yang berminat memulai budidaya belut

1. Media Belut Menurut Ruslan

Menurut Ruslan, belut akan cepat besar jika medianya cocok. Media yang digunakan ayah dari 3 anak itu terdiri dari lumpur kering, kompos, jerami padi, pupuk TSP, dan mikroorganisme stater. Peletakkannya diatur: bagian dasar kolam dilapisi jerami setebal 50 cm. Di atas jerami disiramkan 1 liter mikroorganisma stater. Berikutnya kompos setinggi 5 cm. Media teratas adalah lumpur kering setinggi 25 cm yang sudah dicampur pupuk TSP sebanyak 5 kg.
Karena belut tetap memerlukan air sebagai habitat hidupnya, kolam diberi air sampai ketinggian 15 cm dari media teratas. Jangan lupa tanami eceng gondok sebagai tempat bersembunyi belut. Eceng gondok harus menutupi ¾ besar kolam, ujar peraih gelar Master of Management dari Philipine University itu.
Bibit belut tidak serta-merta dimasukkan. Media dalam kolam perlu didiamkan selama 2 minggu agar terjadi fermentasi. Media yang sudah terfermentasi akan menyediakan sumber pakan alami seperti jentik nyamuk, zooplankton, cacing, dan jasad-jasad renik. Setelah itu baru bibit dimasukkan.

2. Media Belut Menurut Suryono

  • Lumpur sawah
  • Kotoran Sapi yang kering
  • Jerami busuk/kedebog pisang busuk
  • Kompos
  • Diamkan 30 hari lalu masukan bibit belut pada sore hari

3. Media Belut Pak Sarkan

Menurut Pak Sarkan media hidup belut juga sangat memegang peranan dalam budidaya belut ini karena sebagai sumber kehidupan dari belut. Media dibuat semaksimal mungkin mendekati media asli di alam. Ada empat jenis media yang direkomendasikan oleh Bapak Sarkan :
  • Murni 100% Tanah (sebaiknya tanah sawah)
  • Campuran 80% tanah, 10% gedebog pisang busuk dan 10% jerami
  • Campuran 80% tanah dan 20% Gedebog pisang busuk
  • Murni 100% gedebog busuk (tanpa lumpur)
Dari keempat media tersebut semuanya telah dicoba oleh bapak Sarkan dan sudah cocok untuk budidaya belut, semua dikondisikan sesuai dengan keadaan lingkungan masing-masing.
Air tidak boleh lepas dari pantaun, air yang bersih sangat dibutuhkan dalam budidaya belut ini, karena banyak sisa hasil metabolisme, atau kotoran belut yang harus dikeluarkan. Kondisi air mengalir sangat direkomendasikan, minimal 2 hari sekali ada sirkulasi air.

4. Media Pemeliharaan

Kolam budidaya belut menggunakan media pemelihaan sebagai tempat hidup berupa tanah/lumpur sawah yang dikeringkan, pupuk kandang, pupuk kompos (sekam/gabah padi yang dibusukkan), jerami padi, cincangan batang pisang, pupuk urea dan NPK dengan perbandingan kurang lebih sebagai berikut :
Lapisan paling bawah tanah/lumpur setinggi 20 cm.
1. Lapisan pupuk kandang setinggi 5 cm.
2. Lapisan tanah/lumpur setinggi 10 cm.
3. Lapisan Pupuk kompos setinggi 5 cm.
4. Lapisan tanah/lumpur setinggi 10 cm.
5. Lapisan jerami padi setinggi 15 cm, yang diatasnya ditaburi secara merata pupuk urea 2,5 kg dan NPK 2,5 kg untuk ukuran kolam 500 cm x 500 cm. Perbandingan jumlah pupuk dan luas kolam ini juga dipergunakan dalam ukuran kolam, baik lebih besar maupun kecil.
7. Lapisan tanah/lumpur setinggi 20 cm.
8. Lapisan air dengan kedalaman setinggi 15 cm, yang ditaburi secara merata batang pisang sampai menutupi permukaan kolam.
Seluruh media pemeliharaan ini didiamkan agar terjadi proses permentasi dan siap untuk pemeliharaan belut selama kurang lebih dua minggu.

Ada Baiknya Dibaca



No comments:

Post a Comment