Budidaya Jamur Tiram Merah
Penurunan jumlah oksigen dalam nutrien dapat meningkatkan produksi miselium, akan tetapi jika oksigen tidak ada maka jamur tidak tumbuh.
Jamur Tiram merah (Pleurotus fisbelatus) mampu tumbuh secara saprofit pada berbagai batang kayu. Ciri-ciri jamur ini adalah berbadan buah dengan tudung (pileus) berwarna merah, merah muda, merah pucat, sampai kekuningan. Lebar tudung 4 - 5 cm. Bentuk tudung dapat bermacam-macam sesuai letak tumbuhnya. Tudung dapat membuka seperti payung dengan bentuk datar, cekung, cembung, atau bergelombang. Letak tangkai di tengah atau asimetri. Badan buah dari hasil penanaman biasanya lebih besar daripada yang tumbub secara alami. Berat badan buah tunggal mencapai 300 - 400 gram. Lamela berwarna merah muda atau keputihan. Perlekatan antara tuding dan tangkai menyatu. Tangkai berwarna keputihan, dengan panjang 3 - 10 cm. Spora hialin, tumpukan spora berwarna putih atau kekuningan, dengan ukuran spora 8 - 11 mm X 4 - 5 mm.
Miselium dan badan buah dapat berkembang pada bahan yang mengandung lignoselulosa dengan nisbah C/N 50 sampai 500. Media yang sangat baik untuk pertumbuhan adalah MEA (Malt Extract Agar) yang tersusun atas malt extract 5 g/l, tepung kedelai 10 g/l, pepton 1 g/l, KH2PO4 0,5 g/l, MgSO4.7H2O 0,5 g/l larutan FeCl3 1% sebanyak 1ml/l, yeast extract 0,1 g/l, agar 15 g/l. Pertumbuhan miselium dapat dipercepat dengan penambahan bahan pengabsorbsi, seperti arang aktif.
Metode yang paling mudah untuk menyiapkan substrat adalah mensterilkan bahan di dalam kantong plastik, akan tetapi sulit dilaksanakan dalam skala besar untuk tujuan komersial. Menurut metode Till, substrat dipanaskan pada suhu 1000C atau 800C, kemudian didinginkan dan ditanami bibit jamur. Metode ini dapat dikembangkan untuk menghasilkan substrat secara mekanis dan kontinyu. Dengan pemansan, kualitas substrat meningkat, dan lebih banyak bahan terlarut yang dibebaskan, seperti senyawa fenolik dan sakarida.
Setelah substrat disterilkan, didinginkan sampai suhu 250C, kemudian dicampur bibit jamur sebanyak 2%(b/b), diinkubasi pada suhu 24 - 280C pada keadaan gelap. Setelah 3 sampai 4 minggu, miselium sudah memenuhi seluruh media, kemudian dipelihara untuk pembentukan badan buah.
Berbagai faktor lingkungan berpengaruh terhadap pertumbuhan miselium, baik faktor fisik, kimia,maupun biologis. Faktor tersebut antara lain suhu, kelembapan, kandungan air, ukuran partikel, pH, oksigen, CO2, viabilitas kultur, dan kontaminan.
Pada suhu kurang dari 150C kecepatan pertumbuhan miseliumnya linear. Pada suhu 15 - 200C menunjukkan fase pertumbuhan yang dipercepat, kemudian menurun pada suhu 20 - 300C. Suhu optimum untuk pertumbuhan miselium adalah 250C. Kandungan air substrat yang sesuai untuk pertumbuhan miselium adalah 70 - 75%. Ukuran partikel substrat untuk jerami adalah 2 - 3 cm. Kelembapan relatifnya minimum 75%. Kelembapan udara baik untuk pertumbuhan jamur tersebut adalah 85 - 95%.
Miselium dapat tumbuh pada pH 4 - 7. Akan tetapi pada pH 4 pertumbuhannya terhambat. Ph optimumnya adalah 5,5 - 6,5. pH yang tinggi juga menyebabkan penghambatan pertumbuhan. Selama pertumbuhan akan terjadi perubahan pH pada substrat.
Oksigen yang diperlukan sangat rendah dibandingkan jamur yang lain. Penurunan jumlah oksigen dalam nutrien dapat meningkatkan produksi miselium, akan tetapi jika oksigen tidak ada maka jamur tidak tumbuh. Selain oksigen, pertumbuhan juga dipengaruhi oleh CO2, pada konsentrasi CO2 yang tinggi (22 - 28%) akan menstimulasi pertumbuhan sedang jika di atas 37,5% akan menurunkan kemampuan tumbuhnya.
Pembentukan badan buah ditentukan oleh banyak faktor. Semua faktor yang mempengaruhi pertumbuhan miselium juga berpengaruh pada pembentukan badan buah. Faktor tersebut meliputi faktor genetik, substrat, dan ekologi. Faktor ekologi menjadi kendali terutma iklim, iklim mikro, dan keadaan udara.
Faktor substrat meliputi sifat kimia, fisik, dan biokimia substrat. Sifat kimia substrat meliputi komponen dan kualitas kompleks lignoselulosa, kandungan dan bentuk nitrogen, nilai pH dan cara penyiapan substrat. Sifat fisik meliputi kandungan air, sirkulasi udara, volume dan berat, serta gradien suhu. Sifat biokimia meliputi tingkat dekomposisi substrat, aadanya nutrien, dan sumber-sumber untuk pembentukan badan buah. Faktor ekologi yang menentukan adalah suhu substrat dan udara, komposisi udara pada substrat dan lingkungan, kelembapan substrat dan lingkungan serta faktor cahaya (intensitas, komposisi, dan waktu).
Pada keadaan normal, badan buah mempunyai tangkai yang sangat pendek. Jamur berkembang terutama sebagai pileus (tudung), seperti bentuk normal yang terdapat pada habitatnya di alam. Dengan berkurangnya pecahayaan, maka tangkai tumbuh lebih panjang, dan tudung yang berkembang berkurang ukurannya. Pada pencahayaan yang sangat kurang, tangkai sangat panjang dan tudung sangat kecil. Pencahayaan yang diperlukan adalah minimal menit per hari. badan buah terbentuk normal dengan penyinaran 12 jam per hari.
Konversi bahan-bahan lignoselulosa menjadi badan buah jamur yang dapat dimakan, merupakan aspek yang sangat penting dalam penanaman jamur. Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan menggunakan nilai biological efficiency (BE). Nilai BE didapatkan dari hasil perbandingan antara berat segar badan buah dengan berat kering kompos pada saat penanaman.
Sumber : http://permimalang.wordpress.com
No comments:
Post a Comment